Tangga Kepemimpinan {1}


Tangga ke-1 : Pemimpin yang Dicintai

“Kasihanilah siapa saja yang ada di bumi ini, niscaya kalian akan dikasihani oleh yang ada di langit.” (HR. at-Tirmidzi)

Anda bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka.

Pernyataan ini, dapat melukiskan bahwa seorang pemimpin harus mampu berhubungan secara baik dengan orang lain, dengan cara mencintai mereka.

Saya akan memberikan contoh salah satu sifat Nabi Muhammad berdasarkan buku "Sejarah Hidup Muhammad" :

Yang menambah dakwah itu berkembang sebenarnya karena teladan yang diberikan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat baik sekali;

Hak setiap orang masing-masing ditunaikan. Pandangannya kepada orang yang lemah, terhadap piatu, orang yang sengsara dan miskin adalah pandangan seorang bapak yang penuh kasih, lemah lembut dan mesra.52
Sikap ini terbukti efektif untuk membangun suatu pengaruh dan sebagai tangga pertama kepemimpinannya.Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah melalui tangga ini untuk menjadi seorang pemimpin yang dicintai. Beliau juga adalah seorang yang sangat jujur, sehingga dijuluki 'Al Amiin' atau orang yang sangat dipercaya.

Contoh lain tentang penampilannya sehari-hari:
Bila ada orang yang mengajaknya berbicara, ia mendengar dengan hati-hati sekali, tanpa menoleh kepada orang lain.

Tidak hanya mendengarkan kepada yang mengajaknya berbicara, bahkan ia memutarkan seluruh tubuhnya.

Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak mendengarkan.

Bila berbicara selalu bersungguh-sungguh,tetapi sungguh pun begitu ,ia pun tidak melupakan ikut membuat humor dan senda gurau, dan yang dikatakannya selalu yang sebenarnya.

Kadang ia tertawa sampai terlihat gerahamnya --semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang dada-- dan menghargai orang lain.

Bijaksana ia, murah hati, dan mudah bergaul.53

Contoh lain tentang sikapnya yang selalu adil dan bijaksana:
Hampir terjadi perang saudara di Quraisy, ketika dua kelompok berselisih tentang siapa yang akan mendapat kehormatan untuk meletakkan batu "Hajar Aswad" di tempatnya. Tatkala mereka melihat Muhammad, adalah orang yang pertama yang memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini, Al Amiin;Kami dapat menerima keputusannya." (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diminta untuk membuat sebuah keputusan). Setelah kain dibawakan, dihamparkannya dan diambilnya batu itu, lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya: "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka (yang berselisih) bersama-sama membawa kain tersebut ketempat batu yang akan diletakkan itu. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu ddan meletakkannya ditempatnya.Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan.54
Inilah contoh sifat seorang pemimpin yang adil dan bijaksana.Pada tahap ini, pengikutnya akan merasa senang untuk berada di dekatnya dan mereka akan mengikuti karena merasakan perhatian, kasih-sayang dan kejujuran Rasulullah.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam mampu menunjukkan kepedulian sosial, dengan ketulusan hatinya.

Dia Mampu memupuk hubungan yang baik dengan para sahabat dan lingkungan sosialnya.




Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.(Q.S. Al Balaad:17)



Catatan Kaki:
52M.H. Haekal, Op. Cit., halaman 90
53Ibid. halaman 67
54Ibid halaman 69 

Referensi:
http://www.pelitaonline.com/media/1339251292_b.jpg
http://suryanaoky.blogspot.com/p/al-quran-digital_12.html
Buku Tentang ESQ 165 halaman 102-104 ,dengan beberapa editan
 

Memprioritaskan Kualitas atas Kuantitas {1}

 
Yang perlu mendapat perhatian kita bukanlah banyak dan besarnya volume pekerjaan.Yang perlu mendapat perhatian kita bukanlah banyak dan besarnya persoalan yang dihadapi, tetapi kualitas dan jenis pekerjaan yang kita hadapi.

Al- Qur'an sangat mencela terhadap golongan mayoritas apabila didalamnya hanya diisi oleh orang-orang yang tidak berakal, tidak berilmu, tidak beriman, dan tidak bersyukur ; sebagaimana disebutkan dalam berbagai tempat di dalamnya:





"...tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya)."(Al Ankabut :63)






"...tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."(Al A'raf :187)

 "...tetapi kebanyakan manusia tidak beriman."( Huud:17)
 





"...tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur."(Al Baqarah:243)





"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah..."(Al An'am:116)

Pada masa yang sama, Al-qur'an memberikan pujian terhadap kelompok minoritas apabila mereka beriman, bekerja keras, dan bersyukur; sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya:

"...kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini..."(Shaad:24)

‎"...dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih."(Saba':13)
 
"Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya karnu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur".(Al Anfaal:26)

"Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka..."(Huud:116)


Oleh karena itu ,tidaklah penting  jumlah manusia yang banyak , akan tetapi yang paling penting ialah banyaknya jumlah orang Mu'min yang shaleh.

Hadits Nabi pernah menyebut jumlah manusia yang banyak:

"Menikahlah kamu, kemudian berketurunanlah, agar jumlah kamu menjadi banyak, karena sesungguhnya aku bangga dengan jumlahmu yang banyak atas umat-umat yang lain." 1
Akan tetapi , Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak membanggakan kebodohan, kefasikan, kemiskinan dan kezhaliman atas umat-umat yang lain. Namun beliau membanggakan orang-orang yang baik, bekerja keras, dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda,

"Manusia itu bagaikan unta, di antara seratus ekor unta itu engkau belum tentu menemukan seekor yang boleh dijadikan sebagai tunggangan." 2

Kita senang sekali dengan kuantitas dan jumlah yang banyak dalam segala sesuatu, dan suka menonjolkan angka beribu-ribu dan berjuta-juta; tetapi kita tidak banyak memperhatikan apa yang ada dibalik jumlah yang banyak itu, dan apa yang terkandung di dalam angka-angka tersebut.

Catatan Kaki:
1 Diriwayatkan oelh Abu Dawud dan Nasai, dari Ma'qal bin Yasar, sebagaimana yang dimuat di dalam buku Shahih al-Jami as-Shaghir (2490)
2 Muttafaq'Alaih, dari Ibnu Umar. Lihat al-Lu'lu' wal-Marjan (1651)
Referensi:
Fiqih Prioritas oleh Dr.Yusuf Al Qardhawy -Rabbani Press- Halaman 41 sampai 43 -dengan sedikit perubahan
http://suryanaoky.blogspot.com/p/al-quran-digital_12.html
http://m.alquran-indonesia.com/mquran/index.php

Kiat Memahami Pelajaran yang Disampaikan 1


1. Mencari tempat duduk yang tepat dihadapan guru.

Hal ini agar dia dapat mendengarkan dengan baik,tidak tercerai - berai (pendengarannya) karena suara gurunya yang kecil, dan agar ucapan guru tidak terdengar salah karena keberadaannya yang jauh dari gurunya.Dahulu para penuntut ilmu saling berlomba - lomba agar dapat menempati tempat yang paling depan agar manfaat yang diperoleh lebih sempurna.

2.Memperhatikan penjelasan guru dan  bacaan murid yang berpengalaman.

Hal ini merupakan buah dari majelis ilmu. Apabila seorang murid lengah dari bacaan seorang murid lengah dari bacaan seorang murid yang berpengalaman atau penjelasan gurunya, maka manfaat yang dia dapatkan sangat sedikit dan masalah - masalah dalam pelajaran menjadi rancu baginya.

3.Bersungguh - sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah - faedah pelajaran.

Bersungguh - sungguhlah untuk mencatat faedah dan hal - hal penting dari pelajaran karena ia adalah kesimpulannya dan kelezatannya yang telah terkemas.

4.Tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan.

Hal ini dapat mempersempit untuk memperoleh manfaat ilmu, baik untuk dirimu maupun kawan - kawanmu.

5.Tidak membaca satu kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama.

Yang paling baik adalah ia menekuni membaca satu kitab -- atau ringkasan -- kepada satu orang guru yang mutqin (yang ahli dan hafalannya baik) agar dapat memperoleh manfaat  yang sempurna.

6.Mengulang pelajaran setelah kajian selesai.

Yaitu dengan mengulang kembali pelajaran yang telah diperoleh dari guru dengan melihat kitab asli dan faedah - faedahnya serta masalah - masalah penting yang telah engkau catat dari guru. Boleh juga dengan berkumpul  bersama teman untuk mudzakarah, muraja'ah, dan mengadakan tanya jawab.

7.Bersungguh - sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

Sungguh telah dikatakan,"Ilmu memanggil - manggil amal.Jika menyahutnya (ia akan mendekat) dan jika tidak, maka ia pun pergi2

Catatan Kaki:

1 Dinukil dari kitab ath-Thaariq ilal ‘ilmi (halaman. 28 – 29).
2 Lihat Iqtidhaa’ al-‘ilmi al-‘amal (no. 40,41) dan Jaami’ Bayaanil ‘ilmi wa Fadhlihi (I/707, no.1274).

Referensi:
Adab & Akhlak Penuntut Ilmu/Penerbit Pustaka At-Taqwa/Bab 2 ADAB ADAB UTAMA SEORANG PENUNTUT ILMU DALAM MENUNTUT ILMU SYAR'I/Adab Kedelapan-Berusaha Memahami Ilmu Syar'i yang disampaikan Point Kiat Memahami Pelajaran yang Disampaikan/Halaman 36 - 37.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlz3frPuwFkiJ-LNoAfhGQVZQaCNdyzvRz9g94PKgQCXPDLntGJj4Lphtfw6lf8SmBFLiDfgeGrEKxz4mdv3wBZwyLosU4zKb0nm4vdoVBhu443yd4W1BYJWkw-PHwdArl5w95obZqtJQ/s1600/2u7agsi.jpg

Makna "La Illaha Illa Allah & Syarat-syaratnya

Apa makna "La Illaha Illa Allah" ?

Maknanya ialah:

Tiada Tuhan di langit dan di bumi yang berhak untuk disembah kecuali Allah.

dan ketahuilah bahwa La Illaha Illa Allah adalah

kunci surga, sedangkan kunci tak dapat untuk membuka jika tak bergigi,maka gigi-gigi itulah syaratnya.

Apa Saja Syarat "La Illaha Illa Allah" ?

1.Mengetahui maknanya, yaitu meniadakan segala sesembahan selain Allah dan menetapkan sesembahan hanya kepada Allah.






Artinya:
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.(Q.S. Muhammad :19)

2.Yaqin, yaitu meniadakan keraguan dalam hati








Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.(Q.S. Al-Hujuraat :15)

3.menerima,yaitu menerima kandungan kalimat tersebut dengan hati dan lisannya(tidak menyombongkan diri)






Artinya:
Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,

dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?"(Q.S. Ash-Shaaffat:35-36)

4.Tunduk dan berserah diri






Artinya:
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).(Q.S. Az-Zumar :54)

5.Tunduk dan meniadakan sifat bohong,yaitu mengucapkan secara jujur dari dalam hati














Artinya:
Alif laam miim

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

6.Ikhlas, yaitu membersihkan amal perbuatan dengan niat yang bersih dari segala yang menyekutukan Allah






Artinya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(Q.S. Al-Bayyinah:5)
 
7.Cinta, yaitu mencintai kalimat ini, kandungannya dan orang-orang yang mengamalkannya serta membenci segala sesuatu yang bertentangan dengannya








Artinya:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).(Q.S. Al-Baqarah:165)

8.Mengingkari semua thaghut (sesembahanselain Allah ) dan meyakini bahwa Allah adalh satu-satunya Tuhan dan sesembahan 









Artinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. Al-Baqarah : 256)

Referensi:
Aqidah Islam oleh Muhammad Bin Jamil Z/Halaman 11-12 (dengan perubahan editing di blog ini)
http://suryanaoky.blogspot.com/p/al-quran-digital_12.html
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTYaRGHnppWRfH9jZxTVEiHupXaOaJCDzySAgJ8nQjMpetKw8ROqNcnhy-0

Virus Virus Sosial


Angkuh

• Sikap memandang diri sendiri lebih dari orang lain,

• yang dilanjutkan dengan sikap meremehkan orang lain.

• Kelebihan-kelebihan bisa jadi justru dipakai untuk memandang remeh orang lain, dan karenanya ia tidak merasa perlu menghargai orang lain,bahkan sebaliknya menuntut penghargaan yang lebih dari mereka.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Keangkuhan adalah sifat Allah yang tidak boleh dimiliki seorang hamba, dan barangsiapa yang dalam dirinya ada sebiji atom keangkuhan,niscaya ia tidak akan masuk surga."
(HR.Imam Muslim,"Shahih Muslim":Kitab Al Iman ,halaman.59-60,Juz 2 ,Daar Al Fikr). 

Dendam

• Tidak senang dan tidak rela melihat orang lain mendapat karunia dari Allah Subhanahu Wata'ala,misalnya berupa kekayaan, kesuksesan, popularitas, ilmu pengetahuan,kesuksesan dan lainnya.

• Boleh Jadi ia sendiri mendapatkan karunia itu, tetapi ia tidak ingin dan tidak relaorang lain mendapatkan karunia yang sama. 

Rasulullah shallallahu "alaihi wasallam bersabda,
"Hindari sifat dendam, karena dendam itu akan memakan kebaikan sebagaimana api menghabiskan kayu bakar."
(HR. Abu Dawud, "Sunan Abu Dawud", Bab Fiil Hasad, halaman.457, Juz 2, Daar Al Fikr)

Narsis

• Sikap mencintai diri sendiri secara berlebihan,

• Suatu sikap yang membuat seseorang senantiasa mengarahkan tujuan dari setiap perilakunya  untuk dirinya sendiri.

Kasar

• Kebiasaan bersikap dan berbicara menyakiti hati,

• Tidak menyenangkan orang lain, atau

• Tidak mengindahkan etika dan sopan santun pergaulan.

Jika saja,Kata Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad, engkau mempunyai hati yang keras dan kasar, niscaya mereka (para sahabatmu) pasti berlari meninggalkan dirimu.

Kikir

• Sikap memproteksi karunia yang diberikan Allah kepadanya, baik berupa harta, ilmu, atau kekuasaan,

• Yang membuatnya tidak mau berbagi dengan orang lain.

• Ingin menikmati karunia itu sendiri,

• Terkadang mereka juga kikir terhadap diri sendiri.
• Orang kikir tidak pernah akan mendapat tempat yang baikdalam hati orang lain.

• Orang kikir cenderung dibenci, terutama oleh orang-orang miskin dan bahkan didoakan hancur oleh mereka.

Penakut

• Sikap Mental tertentu  yang senantiasa melihat segala sesuatu dari sisi yang negatif,

• Menyeramkan, dan menegangkan.

• Sikap mental itu melahirkan pesimisme dan perasaan gelap

• Yang membuatnya enggan dan tidak bersedia menanggung fisik dan suatu pilihan keputusan atau sikap yang diambil.

•Orang-orang penakut mungkin tidak dibenci dalam masyarakat, tetapi sangat mungkin tidak dihargai oleh masyarakat, sehingga ia tidak akan dapat memposisikan diri secara baik.

Minder

• Sikap memandang diri sendiri sebagai tidak lengkap,

• Serba kekurangan, serba tidak mampu, dan serba tidak layak.

• Sikap ini mendorong pelakunya untuk tidak menghargai diri sendiri,

• Menghindari orang lain, menghindari pergaulan, atau

• Menempatkan diri dalam posisi yang rendah di pergaulan.

• Orang-orang minder juga mungkin tidak dibenci dalam masyarakat, tetapi mereka pasti tidak dihargai, atau bahkan cenderung menjadi bahan olok-olok dalam pergaulan.

Referensi:
Delapan Mata Air Kecemerlangan Oleh ANIS MATTA/Mata Air Keenam:Integrasi Sosial/halaman 189-192

Al Wala' dan Al Bara'


Pengertian...
Wala' yang artinya loyalitas atau kecintaan, dan Bara' yang berarti antipati atau kebencian sangat ditekankan kewajibannya.

Al Wala' maksudnya memberikan cinta dan loyalitas karena Allah 'Azza Wajalla.
Seorang muslim mencintai kaum mukminin, orang-orang yang bertakwa, para nabi, malaikat, dan yang lainnya karena Allah 'Azza Wajalla mencintai mereka semua.
Al Bara' yang maksudnya benci karena Allah 'Azza Wajalla.
Seorang muslim orang-orang kafir, orang-orang munafik, musyrik, iblis, syaithan, dan yang lainnya, karena Allah 'Azza Wajalla membenci mereka.
Perlu diketahui bahwa salah satu bentuk realisasi tauhid adalah:
Mencintai segala sesuatu yang dicintai Allah dan membenci segala sesuatu yang dibenci oleh Allah.
Landasan Hukum yang menunjukkan wajibnya prinsip al wala' dan al bara' sangat banyak,diantaranya:

Allah Berfirman,












Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,

sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.

Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya.

Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.

Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.

Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizballah itu adalah golongan yang beruntung.(Q.S. Al-Mujaadilah: 22)

Rasulullah bersabda,

"Barangsiapa 
mencintai karena Allah, 
membenci karena Allah,
memberi karena Allah, dan tidak memberi karena-Nya,
maka sungguh telah menyempurnakan keimanannya".

(H.R. Abu Dawud dari Abu Umamah radhiallahu 'anhu dan dihasankan oleh syaikh AL Albani dalam Ash Shahihah)
Seorang muslim tidak boleh mencintai perbuatan syirik dan para pelakunya, mencintai orang-orang kafir karena agama mereka,mendukung mereka dengan berbagai bantuan untuk memerangi kaum mukminin, taua menjadikan mereka sebagai kekasih dan teman akrab.

Semua ini merupakan perbuatan terlarang yang sangat membahayakan aqidah seorang muslim.
Allah berfirman,


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.

Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(Q.S. Al Maidah:51)

Diterangkan oleh para ulama bahwa...
Prinsip Al Wala' dan Al Bara' ini harus diaplikasikan kepada manusia sesuai dengan kadar ketaatan mereka kepada Allah 'Azza Wajalla.

Mengenai Hal ini manusia terbagi menjadi  3 golongan:
1.Orang-orang yang wajib dicintai dengan kecintaan yang murni dan tanpa ada kebencian sedikitpun.
Mereka hamba-hamba pilihan Allah dari kalangan para nabi,shiddiqin,syuhada, dan orang-orang yang shalih.Dan para shahabat adalah yang paling utama masuk ke dalam kategori ini.Allah menyebut mereka sebagai teman yang terbaik bagi kaum muslimin.
2.Orang-orang yang wajib dibenci dan dimusuhi tanpa ada kecintaan serta loyalitas sedikitpun terhadap mereka.
Mereka Adalah musuh Allah dari kalangan orang-orang kafir,musyrik,munafik,zindik, dan selainnya.
3.Orang-orang yang wajib dicintai dari satu sisi karena keimanannya kepada Allah, dan dibenci dari sisi yang lain karena perbuatan maksiatnya.
Mereka adalah kaum mukminin yang berbuat maksiat.orang-orang tersebut dicintai karena keimanan mereka kepada Allah'Azza Wajalla,namun dibenci karena perbuatan maksiat mereka yang tidak sampai pada tingkatan kekafiran.
Demikian prinsip mulia yang secara turun temurun diajarkan oleh para nabi terdahulu , dan dikokohkan dalam syariat islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad  shallallahu 'alaihi wasallam[Abu Hafiy].

Referensi:
http://hyperlinkblogku.blogspot.com/2011/05/alquran-digital.html
Majalah Tashfiyah- AWAS RIYA MENGANCAM SIAPA SAJA /Edisi 16 /Volume 02/1433H/2012 M/Halaman 51-54 dengan beberapa editan.
http://ibutina.com/wp-content/uploads/2012/02/al-wala-wal-bara.jpg

Salah satu Kriteria
yang harus dimiliki pemimpin
menurut Mario Teguh


...adalah

Seseorang dengan kemampuan manajerial yang hebat.Ia mengatakan seorang raja tidak perlu hebat,tetapi harus mampu membuat dan mengelola tim dengan hebat.

Penuhi 4 (empat) hal penting berikut ini untuk menjadi seorang bos yang berhasil.
Pertama, Jadikan diri Anda sebagai sosok teladan

Kedua, Memiliki perencanaan yang matang.
"Seorang pemimpin akan berhasil jika mampu mengatasi risiko sejak dini".
Ketiga, Selalu haus akan ilmu dan informasi terbaru.
"Sifat ini membuat pemimpin selalu berpikiran kreatif untuk menyongsong masa depan".
Keempat, Jangan cepat berpuas diri.

Referensi:
Indo Life via HP
&
http://puteralengkong.net/wp-content/uploads/2012/03/Great-Leader.jpg