Rasa optimis bukan sekedar rasa 'percaya diri' seperti pikiran orang-orang kafir, yang menganggap dirinya memiliki potensi yang luar biasa.
Rasa optimis adalah rasa berpantang putus asa dari rahmat Allah,yang tumbuh dari sebuah iman yang kuat bahwa ia memiliki Tuhan Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa, serta tidak ada sesuatu urusan kecuali mudah saja bagi-Nya untuk menyelesaikannya.
Perasaan ini sangat penting karena sesungguhnya Allah itu selalu mengikuti persangkaan hamba-Nya sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah hadits qudsi:
Allah berfirman:" Aku selalu mengikuti sangkaan hamba-Ku, dan Aku selalu menyertai dia selama dia ingat kepada-Ku..."
(H.R. Bukhari Muslim)
Jelaslah bahwa Allah yang Maha Luas karunia-Nya dan Maha Kaya akan memberikan karunia kepada hamba-hamba-Nya sesuai dengan apa yang disangkakan oleh hamba-Nya itu.
Sering kali kitalah yang justru membatasi karunia-Nya yang sangat luas dan tak terhingga itu, sehingga tidak jarang rahmat dan pertolongan Allah tak kunjung datang justru karena kesalahan kita sendiri yang memiliki prasangka yang salah kepada Allah.
Sikap salah sangka ini lama-kelamaan bisa menjerumuskan seseorang pada putus asa. Sungguh alangkah malangnya orang yang seperti ini.
Marilah mulai sekarang kita sealalu berprasangka baik kapada Allah sesuia dengan sifat-sifat-Nya yang disebutkan Allah dan Rasul-Nya.Wajib bagi kit mengimani sifat-sifat-Nya itu dan sungguh-sungguh berharap kepada-Nya untuk selalu membimbing, menolong, dan menyertai setiap gerak langkah kita.
Dengan demikian berbagai kegagalan pun akan terasa kecil bila kita sungguh-sungguh mengimani sifat-sifat-Nya yang Agung.
Rasa optimis adalah rasa berpantang putus asa dari rahmat Allah,yang tumbuh dari sebuah iman yang kuat bahwa ia memiliki Tuhan Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa, serta tidak ada sesuatu urusan kecuali mudah saja bagi-Nya untuk menyelesaikannya.
Perasaan ini sangat penting karena sesungguhnya Allah itu selalu mengikuti persangkaan hamba-Nya sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah hadits qudsi:
Allah berfirman:" Aku selalu mengikuti sangkaan hamba-Ku, dan Aku selalu menyertai dia selama dia ingat kepada-Ku..."
(H.R. Bukhari Muslim)
Jelaslah bahwa Allah yang Maha Luas karunia-Nya dan Maha Kaya akan memberikan karunia kepada hamba-hamba-Nya sesuai dengan apa yang disangkakan oleh hamba-Nya itu.
Sering kali kitalah yang justru membatasi karunia-Nya yang sangat luas dan tak terhingga itu, sehingga tidak jarang rahmat dan pertolongan Allah tak kunjung datang justru karena kesalahan kita sendiri yang memiliki prasangka yang salah kepada Allah.
Sikap salah sangka ini lama-kelamaan bisa menjerumuskan seseorang pada putus asa. Sungguh alangkah malangnya orang yang seperti ini.
Marilah mulai sekarang kita sealalu berprasangka baik kapada Allah sesuia dengan sifat-sifat-Nya yang disebutkan Allah dan Rasul-Nya.Wajib bagi kit mengimani sifat-sifat-Nya itu dan sungguh-sungguh berharap kepada-Nya untuk selalu membimbing, menolong, dan menyertai setiap gerak langkah kita.
Dengan demikian berbagai kegagalan pun akan terasa kecil bila kita sungguh-sungguh mengimani sifat-sifat-Nya yang Agung.
Referensi:
Berani Gagal Islami-Don't Be Sad for Advanced oleh Yusuf Abdussalam halaman 53-54
http://www.inrimartha.com/wp-content/uploads/2010/10/optimis.jpg