Tips Cara Membagi Waktu


Masih bingung soal cara bagaimana membagi waktu dengan baik dan benar ? Jangan khawatir. Berikut resep-resep yang manjur dan dijamin waktumu tidak bakal mubadzir begitu saja, insya Allah.

1. Jadikan waktu belajar di kelas adalah waktu terbaik untuk belajar.
a. Siapkan materi sebelum pelajaran dimulai. Kalau mempunyai waktu sedikit untuk membaca seluruh materi, maka banyaklah bertanya. Ulang sekilas materi terakhir supaya tidak banyak melamun ketika guru menerangkan materi baru.

b. Dengarkan dengan serius apa yang diterangkan guru dan cobalah mengulang kembali materi yang baru didapat versi bahasamu sendiri. Resep ini mujarab untuk mencegah sistem belajar kebut semalam karena materinya bakal lama tersimpan di otak kita.

2. Membuat daftar harian.

a. Tulis secara singkat 5 tugas yang harus dikerjakan, baik mengenai urusan sekolah ataupun pribadi, berurut mulai dari yang terpenting.

b. Membuat juga cita-cita kecil yang bisa dikerjakan hari ini, misalkan : membaca 5 halaman,dan lain sebagainya.

3. Rencanakan jadwal mingguan.

a. Buatlah agenda mingguan yang berisi jadwal pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler atau les tambahan, tugas rumah, tidur dan makan. Tulis semuanya supaya terlihat urutan waktunya. Jangan lupa sisakan baris kosong untuk membuat kejadian yang mendadak muncul dikemudian hari.

b. Usahakan membuat waktu belajar selama dua jam per satu pelajaran di sekolah.

4. Gunakan waktu siangmu sebaik mungkin.

a. Di sekolah kamu bisa membaca terlebih dahulu materi pelajaran sebelum guru masuk kelas. Begitu juga sesudah pelajaran selesai, buatlah ringkasan kecil tentang materi baru. Supaya mudah diingat tulis materi tersebut dalam kartu-kartu kecil, atau tempat lain yang mudah dibaca kembali.

b. Atur waktu belajar sebanyak mungkin ketika hari masih terang. Usahakan cari tempat belajar yang sunyi atau tidak berisik supaya kamu dapat berkonsentrasi.

5. Buatlah kalender semester pribadi.

a. Beri tanda khusus di kalender dinding atau meja setiap tanggal-tanggal khusus, misal tanggal ujian atau kenaikan kelas.

b. Tulis semua tanggal khusus tersebut plus kegiatannya dalam kalender kecil yang bisa dibawa kemana saja. Contoh bagus adalah buku agenda harian atau daily planner.

6. Kerjakan sebisa mungkin.

a. Kalau ada perlengkapan belajar yang tidak dimiliki, bis dicari cara lain yang hasilnya sama supaya tidak menjadi penghambat.

b. Usahakan bekerja sebaik mungkin sesuai kemampuan, tidak perlu sempurna 100 % yang penting coba dulu.

7. Konsentrasi dan fokus

a. Pada setiap kegiatan, usahakan tetap fokus dan konsentrasi pada materi yang sedang diikuti, misalkan :  dengan bersikap aktif, dan lain sebagainya.

b. Supaya aliran darah tetap berjalan lancar, istirahatlah selam 5-10 menit setiap 30-40 menit.

8. Jalan lurus sesuai jadwal rencanamu. Mulailah berkata 'tidak' pada hal-hal yang dapat merusak alur rencana.

9. Tetapkan batas waktu untuk segala rencana atau cita-cita kecilmu. Kalau berhasil beri penghargaan atas jerih payahmu.

10. Hargai diri sendiri dengan membuat rencana, jadwal dan cita-cita yang sesuai dengan kondisi pribadi.

Referensi : 
dari salah satu web
http://www.productivemuslim.com/wp-content/uploads/2012/07/Time.jpg

Tentang Begadang

"Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya..." (Q.S. An-Naml : 86)
 
Menghabiskan waktu di malam hari dengan main kartu, ngobrol tak ada ujung pangkalnya, olahraga, menyaksikan televisi, chatting, twitter-an, facebook-an yang kemaslahatannya tidak jelas, berdansa-dansi di tempat-tempat maksiat dan lainnya merupakan sisi kehidupan malam yang lekat di mata dan dekat di telinga. Walau sudah banyak yang mengetahui bahaya begadang, namun godaan tak sanggup dihadang.

Tiga Hal yang diperbolehkan Begadang

Adapun begadang yang dibenarkan dalam ajaran Islam meliputi 3 hal, sebagaimana hadits riwayat Imam At-Tirmidzi, bahwa Aisyah r.a. berkata : "Tidak boleh begadang kecuali untuk tiga hal : Orang yang sholat, Pengantin baru, atau musafir."


Aktivitas Istimewa Liver dari pukul 23.00...

Sementara itu sesungguhnya malam hari merupakan masa yang penting bagi sebagian organ tubuh, dimana kala malam, beberapa organ tubuh ditetapkan oleh Sang Khaliq melakukan aktivitas istimewa sampai pagi hari, yang pada umumnya melakukan pembersihan besar-besaran. Khususnya liver, aktivitas pemberihan (detoksifikasi) mulai pukul 23.00-01.00. Selanjutnya pukul 01.00-03.00 pembersihan di daerah empedu.

Mereka yang sengaja begadang hanya untuk menghabiskan waktu dan bukan untuk shalat, pengantin baru atau musafir tentu akan menyiksa liver.

Sebab masa itu untuk istirahat, tidur nyenyak dan memberikan kesempatan organ-organ penting melakukan aktivitasnya.

Bila seseorang tidak istirahat (tidur), apalagi melakukan kegiatan berat seperti olahraga tentunya tidak memberikan kesempatan yang baik bagi livernya. Bahkan energi yang ada di liver pun bisa terkuras, sehingga kegiatan liver membersihkan racun terganggu.

Bila hal ini berlangsung lama, jangan kaget bila suatu saat sekalipun olahragawan ternyata menderita gangguan liver, entah hepatitis atau lainnya. Begitu pual mereka yang gemar menghabiskan waktu dengan main kartu, nongkrong di warung, cafe, warnet atau pinggir jalan ya, harus siap-siap menghadapi serangan penyakit liver. 

Karena itu sahabat Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu dia mengingatkan: "Apakah kalian terjaga pada waktu awal malam dan tidur pada bagian akhirnya ?"

Dr. Amin bin Abdullah Asy-Syaqawi dalam bukunya berjudul "Bahaya Begadang" memaparkan keburukan begadang, antara lain dapat mengakibatkan keterlambatan shalat fajar.
Padahal Allah subhanahu wata'ala melarang menyia-nyiakan waktu serta menegaskan pentingnya shalat subuh, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Maryam : 59 :

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan."

Lalu firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat Al-Isra' : 78 :

"Dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Barangsiapa yang melaksanakan shalat subuh maka dia berada di dalam jaminan Allah, maka jangan sampai salah seorang di antara kalian dituntut oleh Allah dengan sesuatu yang merupakan jaminan-Nya. Sesungguhnya orang yang dituntut oleh Allah dengan sesuatu yang merupakan jaminan-Nya maka dia pasti mendapatkan akibatnya kemudian Dia akan mencampakkannya ke dalam neraka Jahannam."

Hadits lainnya dari Umaroh bin Rubiyah r.a. bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Tidak akan masuk neraka orang yang shalat sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelamnya.".Maksudnya adalah shalat fajar dan shalat ashar.

Keburukan begadang lainnya adalah sulit mendirikan shalat malam (qiyamul lail).

Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala dalam Surat Adz-dzariyat: 18 :
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)."

Keburukan selanjutnya adalah menyia-nyiakan waktu,

Padahal penggunaan waktu selama hidup merupakan perkara yang akan diminta pertanggung jawaban di akhirat kelak.

Keburukan berikutnya dari begadang adalah merusak kesehatan, 

dan hal ini sudah diperingatkan Allah subhanahu wata'ala dalam surat Adz-dzariyat : 18 :
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).

Amin bin  Abdullah Asy-Syaqawi menambahkan tidur pada permulaan malam adalah kesempatan yang tidak pernah tergantikan, dan para ulama mengecualikan begadang dalam ketaatan karena terdapat kemaslahatan syar'i seperti beribadah pada waktu malam atau berdakwah menyerukan manusia kepada Allah, memerintahkan kepada yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar atau untut menuntut ilmu syara' atau begadang bersama tamu atau istri.
Wallahu A'lam

Referensi :
Tabloid Bekam "Hidup Sehat Secara Islami & Alami" Edisi 12/Th. III/Hal. 12
http://1.bp.blogspot.com/-Mi4CUc9JfqE/UVdq2bAVE0I/AAAAAAAAAO8/SeYzV4DdZmU/s320/depositphotos_6497124-cartoon-red-alarm-clock.jpg



Agar Ukhuwah Lebih Indah


Berikut ini, faktor yang dapat mewarnai ukhuwah, persaudaraan kaum muslimin :

1. Berpegang Pada Tali Allah, Tidak Berpecah Belah

2. Tidak Fanatik Golongan

3. Ikhtiyar
a.Menolong dan tidak menzhalimi
b.Memberi Hadiah
c.Saling Mengunjungi
d.Saling Mencintai
e.Kendalikan Hawa Nafsu dengan Ilmu

4. Buanglah Penyakit Wahn

5. Berdo'a

Referensi:
Swaraqur'an - Sahabat Sejati Insan Qur'ani / Edisi No. 6 / Maret - April 2013 / Halaman 10-13
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpD_fy6Jpod4FTIAJ1Ti34Qda2SA-B8zliOs96cZ4sbtU9oBL5gs_Az0eI5VgM5EnGfp7UDfojMDOefGd4hymnasu4OiEEb7EH0VVrA4ExvTqZF5W-SDRrk3THZXQd7pwXXM5lBrRSQEA/s1600/12294775373597cL.jpg

Dakwah Menyentuh Hati

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah subhanahu wata'ala sesuai dengan garis Aqidah, Syari'at dan Akhlak Islam.

Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.


Tujuan dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai Allah .

Nabi Muhammad mencontohkan dakwah kepada ummatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karib hingga raja-raja yang berkuasa kala itu.

Landasan hukumnya adalah

"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran : 104)

kemudian Allah mengajarkan beberapa caranya yakni,

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah, pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS. An-Nahl : 125)

Berdakwah mesti disampaikan dengan strategi, cara, pola, dan metode yang benar dan tepat yang benar-benar "menyentuh hati".

Syaikh Abbas As-Sisi dalam bukunya, bagaimana menyentuh hati menjelaskan resep dakwah agar menyentuh.

[1]. Menghafal Nama.

Percayalah bahwa mengingat nama adalah hal yang penting karena dari sinilah terjadi interaksi dan lahirnya sifat saling percaya sesama individu.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kata yang paling sering diucapkan dalam percakapan manusia, baik secara langsung maupun lewat telepon adalah kata "aku".

Ini membuktikan bahwa setiap manusia ingin dipandang dan dihargai lebih oleh orang lain. Oleh karena itu, berusahalah untuk meningat nama objek dakwah yang ingin kita dekati sebelum kita menyampaikan islam.

[2]. Tersenyum.

Senyuman yang tulus dan ikhlas adalah fitrah, yang akan membuat hati manusia terpikat dan bersimpati.

[3]. Penampilan Seorang Da'i.

Karena keberhasilan sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut.

[4]. Pandangan yang penuh Kasih Sayang.

Berikanlah pandangan yang penuh ketulusan kepada setiap orang yang kita temui, termasuk kepada penerima dakwah kita, karena hal itu akan tersampaikan kepada mereka meskipun kita terkadang tidak menyadarinya.

[5]. Menyebarkan Salam dan Memberi Salam Lebih Dahulu.

[6]. Berjabat Tangan.

Sudah selayaknya jabatan tangan kita harus dibarengi dengan tatapan dan perasaan yang hangat serta senyuman yang datang dari hati sehingga orang-orang yang merasakan jabat tangan kita akan merasa nyaman dan bisa menerima keberadaan kita. Tentunya pria dengan pria dan wanita dengan wanita.

Syamsudir kadir Pegiat Diskusi INSISTS

Referensi :
RESOLUSI "Create the Smart-Moslem Student" | Media Komunitas KAMMI Daerah Sleman | Edisi Maret 2013.halaman 2.

Memaknai Kembali Jiwa kepemimpinan


Menjadi pemimpin bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Karena itu Jiwa kepemimpinan sangat perlu ditanamkan dan ditumbuhkan pada setiap individu.

Kepemimpinan akan berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebagai contoh sebuah perusahaan melakukan perekrutan, faktor kepemimpinan biasanya sangat diperhitungkan. Begitu halnya dalam kegiatan sehari-hari yang membutuhkan pengambilan keputusan.

Pergeseran Makna

Awalnya kepemimpinan dapat dimaknai sebagai kemampuan mengorganisir, memimpin, mempengaruhi dan memfasilitasi orang lain untuk tujuan kelompok. Namun kata "pengaruh" berkonotasi negatif mungkin bisa disalah-gunakan untuk kepentingan pemimpin sendiri dan buakn organisasi.

Definisi sekarang yang berkembang adalah, kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menginspirasi orang lain agar berubah menjadi lebih baik.

Meski seseorang memiliki jabatan dan otoritas memimpin organisasi, belum tentu ia memiliki sikap kepemimpinan.

Seorang pemimpin tak berarti sekedar memerintah orang lain, tetapi juga kesadaran perilaku, "Leadership itu harus diasah juga, tidak tiba-tiba dia memiliki kemampuan leadership".

Dilatih dan diasah

Jika kepemimpinan tidak diasah dan dilatih, maka mereka hanya akan memiliki mental pekerja.

"Leadership bukan hanya masalah kepemimpinan saja, tapi juga cara bersikap sebagai seorang leader"

Apakah pelatihan kepemimpinan saat ini hanya menjadi pemantik saja?.

"Kepemimpinan bukan hanya teori, melainkan juga praktik."

"Kepemimpinan akan hadir dengan sendirinya ketika seseorang itu dilatih jiwa kepemimpinannya, maka di sinilah letak organisasi dan berbagai kegiatan mahasiswa lainnya."

Kurangnya jiwa kepemimpinan pada diri pemuda saat ini salah satunya karena tidak adanya sosok panutan.

Referensi :
Bulak Sumur Pos | Edisi 209 | Selasa. 26 Maret 2013 | halaman 4 (Fokus) | Penulis Nafisah, Nurul Aulia / Achmad Tri SA (dengan nara sumber tidak dicantumkan dan editing).
http://www.exceld.com.au/wp-content/uploads/2013/04/leadership1.jpg

Hikmah di balik kematian yang dirahasiakan



Orang yang tahu kapan ia mati akan menjadi sandera bagi waktu kematiannya. Ia akan selalu memikirkannya hingga pupuslah semua harapannya.

Ia takkan bergairah untuk melakukan sesuatu meski waktunya masih panjang. Sebab seseorang bisa berbuat ini dan itu karena merasa akan hidup selamanya dan menguasai dunia. Kalau bukan karena ketidaktahuannya akan hari kematiannya, niscaya ia takkan berselera untuk makan dan minum. pasti ketaatan yang dilakukannya karena keterpaksaan, dan hidupnya serasa tak bermakna sama sekali. Semua orang akan hidup tanpa harapan, dan berjalan menuju waktu dab tempat yang telah diketahui untuk menyerahkan nyawa mereka dan mati,

Sebab itulah  Allah merahasiakan waktu dan tempatnya, agar kehidupan ini dapat berjalan normal dan menjadi ujian bagi manusia; siapa-siapa diantara mereka yang paling baik amalnya. Yang jelas, kematian pasti datang, ia pasti menjemput semua orang, namun hanya Allah semata yang tahu akan waktu dan tempatnya.

Al-Imam Hasan al-Bashri demikian blak-blakan tatkala menggambarkan kematian. 
Beliau mengatakan,
“Tak berlalu seharipun melainkan Malaikat Maut mengecek setiap rumah tiga kali.
Jika ia mendapati ada diantara penghuni rumah tersebut yang telah menghabiskan jatah rezekinya dan tiba ajalnya, ia akan mencabut ruhnya. 
Jika ruhnya telah dicabut, datanglah sanak kerabatnya menangisi kepergiannya. Saat itulah Malaikat Maut memegang kedua pilar pintu seraya berkata,  
“Aku tak punya dosa terhadap kalian, aku hanya menuruti perintah. 
Demi Allah, aku tak pernah memakan rezeki kalian, tak pernah menghabiskan umur kalian dan tak mengurangi ajal kalian. 
Tapi aku akan kembali mengunjungi kalian, dan kembali lagi hingga tak ada dari kalian yang kusisakan.” 
Beliau melanjutkan, “Demi Allah, andaikata mereka melihat malaikat tersebut dan mendengar ucapannya, pastilah mereka melupakan si mayit dan menangisi diri mereka sendiri.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dalam Dzikr al- Qubuur dan Abu Syaikh al-Asbahani dalam kitab al-adhaamah. Lihat al-Habaaik fii Akhbaar dan al-Malaaik as-Suyuthi)
Referensi:
Andai Si Mati Bisa Berbicara - "Angan-angan mereka yang telah tiada" oleh Sufyan Bin Fuad Baswedan | halaman 30 - 31

Hijab, Tolok Ukur Menilai Kepribadian Muslimah


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wabarakaatuhu

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allahu Ta'ala. kita memujiNya meminta pertolongan kepadaNya dan memohon ampunanNya, serta berlindung kepada Allah dari kejelekan diri diri kita dan dari kejahatan amalan amalan kita.
Barangsiapa yang Allah beri petunjuk padanya, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tiada yang bisa menunjukkinya.

Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allahu Ta'alaa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.

Amma ba'du

HIJAB, TOLOK UKUR MENILAI KEPRIBADIAN MUSLIMAH

Keutamaan Hijab

· Hijab itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak pula bagi perempuan yang mu'minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata." (Q.S. Al-Ahzab: 36)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (Q.S. An-Nur: 31)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah." (Q.S. Al-Ahzab: 33)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka."
(Q.S. Al-Ahzab: 53)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita itu aurat"
maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.

· Hijab itu 'iffah (kemuliaan)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda 'Iffah (menahan diri dari maksiat).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), "karena itu mereka tidak diganggu". Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah

"karena itu mereka tidak diganggu" sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.

· Hijab itu kesucian

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (Q.S. Al-Ahzab: 53)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu'min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya." (Q.S.Al-Ahzab: 32)

· Hijab itu pelindung

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan
perlindungan"
Sabda beliau yang lain:

"Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya."

Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.

· Hijab itu taqwa

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik." (Q.S. Al-A'raaf: 26)

· Hijab itu iman

Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman:
"Dan katakanlah kepada wanita yang beriman." (Q.S.An-Nur: 31).

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: "Dan istri-istri orang beriman." (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu'minin, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau berkata:

"Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu."

· Hijab itu haya' (rasa malu)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu."

Sabda beliau yang lain:

"Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga."

Sabda Rasul yang lain:

"Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat."

· Hijab itu ghirah (perasaan cemburu)

Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya.

Ali bin Abi Thalib Radiallahu 'anhu berkata:

"Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang 'ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu."

Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:

1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling
rajih / terang
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.

Jangan berhias terlalu berlebihan

Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab..Mereka tidak menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.

Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita itu,

lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu'min di atas ketaatan kepada Tuhannya.

Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai "jalan tengah" yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.

Kami dengar dan kami taat

Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata, karena

cinta dan kehormatannya terhadap Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan. Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya

"Dan mereka berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya)." Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak
untuk datang." (Q.S. An-Nur: 47-48)

Firman Allah yang lain:

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan." (Q..S. An-Nur: 51-52)

 Dari Shofiyah binti Syaibah berkata:
"Ketika kami bersama Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata:

"Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka." Aisyah radhiallahu 'anha berkata:

"Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: "Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya."
(Q.S. An-Nur: 31)

Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak."

Sumber : www.salafy.or.id

Referensi:

http://www.mail-archive.com/daarut-tauhiid@yahoogroups.com/msg06676.html
http://lh6.googleusercontent.com/-gxnugvoG-So/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAABQ0/8hRmgmaHbNU/s512-c/photo.jpg