3 Golongan Manusia Menyikapi Istilah Hikmah dalam Berdakwah

1."Pokoknya mulai hari ini bapak dan ibu tidak boleh lagi pergi ke dukun dan tidak boleh lagi sedekah bumi, tidak boleh lagi ikut maulidan dan tahlilan serta tidak boleh nonton TV. Bapak harus memendekkan celana panjang di atas mata kaki. Dan ibu harus memakai cadar!!".

Demikian "intruksi" seorang pemuda yang baru 'ngaji' kepada bapak dan ibunya.

"Memang kenapa?!" tanya orang tuanya dengan nada tinggi."
karena itu syirik, bid'ah dan maksiat!" jawab si anak berargumentasi.

"Kamu itu anak kemarin sore, tahu apa?! Tidak usah macam-macam,
kalau tidak mau tinggal di rumah ini keluar saja!!"
si bapak dan ibu menutup perdebatan tersebut.

Salah seorang sahabat pemuda tadi yang lebih lama 'ngaji' dan lebih banyak makan asam garam kehidupan, menasehati temannya yang tengah bersemangat empat-lima dalam menasehati orang tuanya.

"Bertahaplah akhi dalam mengingkari kemungkaran-kemungkaran yang ada di rumah antum...1

Antum harus bersikap lebih hikmah...".

"Lho, bukankah kita harus menyampaikan yang haq meskipun itu pahit?!", jawab si pemuda itu dengan penuh tanda tanya.

Mungkin 'insiden' di atas pernah terjadi di suatu rumah di tanah air.

2.Di tempat lain, seorang 'juru dakwah' namun minim ilmu, kerap ikut larut dalam ritual-ritual syirik dan acara-acara bid'ah 2, sambil sesekali bermusik ria 3 dengan dalih masyarakat sebelum mendakwahi mereka.
ketika ada seorang yang komplain kepadanya,

"Akhi, itu kan acara-acara syirik, bid'ah dan maksiat? Kenapa antum ikut hanyut di dalamnya?".

"Kita harus bersikap hikmah dalam berdakwah, kalau kita tidak mengikuti acara-acara itu terlebih dahulu, masyarakat akan lari dan menjauhi kita!

Bukankah Islam itu rahmatan lil 'âlamîn?" jawab si 'juru dakwah' tadi dengan ringan.

Dua penggal dialog di atas setidak-tidaknya bisa mewakili dua kelompok orang yang sangat bertolak hikmah dalam berdakwah.

Tiga golongan manusia dalam menyikapi istilah hikmah
  • Dalam menyikapi istilah hikmah manusia terbagi menjadi 3 golongan:
  1. Golongan yang tidak memperdulikan sikap hikmah dalam berdakwah, sehingga terkesan agak ngawur dalam berdakwah.
  2. Golongan yang terlalu longgar dalam memahami istilah hikmah , sehingga kerap 'mengorbankan' beberapa syariat Islam dengan alasan hikmah dalam berdakwah sebagaimana telah kita singgung sedikit di atas.
  3. Golongan yang pertengahan, yaitu golongan yang memahami kata hikmah dengan benar dan senatiasa menerapkan sikap hikmah dalam berdakwahnya; sehingga dia selalu mempertimbangkan setiap gerak-gerik serta metode yang ditempuhnya dalam berdakwah dengan pertimbangan ini.
Referensi:
14 Contoh Praktek Hikmah dalam Berdakwah halaman 15-16


1 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.site
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    8 Pasaran Togel Terbaik Bosku
    Joker Slot, Sabung Ayam Dan Masih Banyak Lagi Boskuu
    BURUAN DAFTAR!
    MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
    DOMPET DIGITAL OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
    UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU
    dewa-lotto.site

    BalasHapus