Memprioritaskan Kualitas atas Kuantitas {1}

 
Yang perlu mendapat perhatian kita bukanlah banyak dan besarnya volume pekerjaan.Yang perlu mendapat perhatian kita bukanlah banyak dan besarnya persoalan yang dihadapi, tetapi kualitas dan jenis pekerjaan yang kita hadapi.

Al- Qur'an sangat mencela terhadap golongan mayoritas apabila didalamnya hanya diisi oleh orang-orang yang tidak berakal, tidak berilmu, tidak beriman, dan tidak bersyukur ; sebagaimana disebutkan dalam berbagai tempat di dalamnya:





"...tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya)."(Al Ankabut :63)






"...tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."(Al A'raf :187)

 "...tetapi kebanyakan manusia tidak beriman."( Huud:17)
 





"...tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur."(Al Baqarah:243)





"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah..."(Al An'am:116)

Pada masa yang sama, Al-qur'an memberikan pujian terhadap kelompok minoritas apabila mereka beriman, bekerja keras, dan bersyukur; sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya:

"...kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini..."(Shaad:24)

‎"...dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih."(Saba':13)
 
"Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya karnu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur".(Al Anfaal:26)

"Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka..."(Huud:116)


Oleh karena itu ,tidaklah penting  jumlah manusia yang banyak , akan tetapi yang paling penting ialah banyaknya jumlah orang Mu'min yang shaleh.

Hadits Nabi pernah menyebut jumlah manusia yang banyak:

"Menikahlah kamu, kemudian berketurunanlah, agar jumlah kamu menjadi banyak, karena sesungguhnya aku bangga dengan jumlahmu yang banyak atas umat-umat yang lain." 1
Akan tetapi , Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak membanggakan kebodohan, kefasikan, kemiskinan dan kezhaliman atas umat-umat yang lain. Namun beliau membanggakan orang-orang yang baik, bekerja keras, dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda,

"Manusia itu bagaikan unta, di antara seratus ekor unta itu engkau belum tentu menemukan seekor yang boleh dijadikan sebagai tunggangan." 2

Kita senang sekali dengan kuantitas dan jumlah yang banyak dalam segala sesuatu, dan suka menonjolkan angka beribu-ribu dan berjuta-juta; tetapi kita tidak banyak memperhatikan apa yang ada dibalik jumlah yang banyak itu, dan apa yang terkandung di dalam angka-angka tersebut.

Catatan Kaki:
1 Diriwayatkan oelh Abu Dawud dan Nasai, dari Ma'qal bin Yasar, sebagaimana yang dimuat di dalam buku Shahih al-Jami as-Shaghir (2490)
2 Muttafaq'Alaih, dari Ibnu Umar. Lihat al-Lu'lu' wal-Marjan (1651)
Referensi:
Fiqih Prioritas oleh Dr.Yusuf Al Qardhawy -Rabbani Press- Halaman 41 sampai 43 -dengan sedikit perubahan
http://suryanaoky.blogspot.com/p/al-quran-digital_12.html
http://m.alquran-indonesia.com/mquran/index.php

1 komentar: