Tangga Kepemimpinan {1}


Tangga ke-1 : Pemimpin yang Dicintai

“Kasihanilah siapa saja yang ada di bumi ini, niscaya kalian akan dikasihani oleh yang ada di langit.” (HR. at-Tirmidzi)

Anda bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka.

Pernyataan ini, dapat melukiskan bahwa seorang pemimpin harus mampu berhubungan secara baik dengan orang lain, dengan cara mencintai mereka.

Saya akan memberikan contoh salah satu sifat Nabi Muhammad berdasarkan buku "Sejarah Hidup Muhammad" :

Yang menambah dakwah itu berkembang sebenarnya karena teladan yang diberikan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat baik sekali;

Hak setiap orang masing-masing ditunaikan. Pandangannya kepada orang yang lemah, terhadap piatu, orang yang sengsara dan miskin adalah pandangan seorang bapak yang penuh kasih, lemah lembut dan mesra.52
Sikap ini terbukti efektif untuk membangun suatu pengaruh dan sebagai tangga pertama kepemimpinannya.Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah melalui tangga ini untuk menjadi seorang pemimpin yang dicintai. Beliau juga adalah seorang yang sangat jujur, sehingga dijuluki 'Al Amiin' atau orang yang sangat dipercaya.

Contoh lain tentang penampilannya sehari-hari:
Bila ada orang yang mengajaknya berbicara, ia mendengar dengan hati-hati sekali, tanpa menoleh kepada orang lain.

Tidak hanya mendengarkan kepada yang mengajaknya berbicara, bahkan ia memutarkan seluruh tubuhnya.

Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak mendengarkan.

Bila berbicara selalu bersungguh-sungguh,tetapi sungguh pun begitu ,ia pun tidak melupakan ikut membuat humor dan senda gurau, dan yang dikatakannya selalu yang sebenarnya.

Kadang ia tertawa sampai terlihat gerahamnya --semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang dada-- dan menghargai orang lain.

Bijaksana ia, murah hati, dan mudah bergaul.53

Contoh lain tentang sikapnya yang selalu adil dan bijaksana:
Hampir terjadi perang saudara di Quraisy, ketika dua kelompok berselisih tentang siapa yang akan mendapat kehormatan untuk meletakkan batu "Hajar Aswad" di tempatnya. Tatkala mereka melihat Muhammad, adalah orang yang pertama yang memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini, Al Amiin;Kami dapat menerima keputusannya." (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diminta untuk membuat sebuah keputusan). Setelah kain dibawakan, dihamparkannya dan diambilnya batu itu, lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya: "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka (yang berselisih) bersama-sama membawa kain tersebut ketempat batu yang akan diletakkan itu. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu ddan meletakkannya ditempatnya.Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan.54
Inilah contoh sifat seorang pemimpin yang adil dan bijaksana.Pada tahap ini, pengikutnya akan merasa senang untuk berada di dekatnya dan mereka akan mengikuti karena merasakan perhatian, kasih-sayang dan kejujuran Rasulullah.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam mampu menunjukkan kepedulian sosial, dengan ketulusan hatinya.

Dia Mampu memupuk hubungan yang baik dengan para sahabat dan lingkungan sosialnya.




Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.(Q.S. Al Balaad:17)



Catatan Kaki:
52M.H. Haekal, Op. Cit., halaman 90
53Ibid. halaman 67
54Ibid halaman 69 

Referensi:
http://www.pelitaonline.com/media/1339251292_b.jpg
http://suryanaoky.blogspot.com/p/al-quran-digital_12.html
Buku Tentang ESQ 165 halaman 102-104 ,dengan beberapa editan
 

1 komentar: